Selasa, 12 November 2013

Kesehatan gigi (oleh Rika hasan)




Metrotvnews.com, Surabaya: Setelah diresmikan di Makassar 12 September 2013, Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) hadir untuk keempat kalinya di Surabaya. Kegiatan digelar di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair).

BKGN di kota ini akan memberikan edukasi serta perawatan gigi gratis bagi masyarakat sekitar Surabaya dari tanggal 23-25 Oktober 2013. BKGN masih akan mengunjungi enam FKG di empat kota lainnya hingga 20 November 2013.

Acara peresmian BKGN 2013 di Surabaya dibuka Dekan FKG Unair Prof. R.M. Coen Pramono D., drg.,SU., Sp. BM(K) dan disaksikan Professional Marketing Manager Oral Care PT. Unilever Indonesia, Tbk. drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc;

Dengan mengusung tema ‘Berikan Senyum Sehat Anak Indonesia, Demi Kesuksesan Masa Depan Mereka,’ BKGN 2013 ingin mengingatkan kembali peran orang tua dalam membantu mewujudkan cita-cita anak melalui  edukasi tentang pentingnya merawat gigi dan mulut sejak dini.

“Kesehatan gigi anak seharusnya perlu dijaga sejak pertama kali tumbuh. Namun, sampai saat ini kebanyakan orang tua beranggapan keliru bahwa gigi susu tidak perlu mendapat pemeliharaan layaknya gigi permanen,” ujar drg. Ratu Mirah Afifah.

Gigi susu tumbuh untuk pertama kali pada saat anak berusia 6-8 bulan dan akan mulai tanggal pada saat anak berusia enam tahun. Lapisan gigi susu lebih tipis dibandingkan gigi permanen sehingga, lebih rentan terhadap terjadinya gigi berlubang. Bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan rasa sakit, abses sampai tanggal sebelum waktunya.

Gigi yang tanggal sebelum waktunya dapat menyebabkan tulang rahang tumbuh dengan tidak maksimal. Jika hal itu terjadi, gigi permanen yang mulai tumbuh tidak memiliki ruang cukup dan tumbuh berjejal (maloklusi) sehingga gigi akan sulit untuk dibersihkan dan memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami penyakit di gigi maupun gusi. Untuk memperbaiki maloklusi biasanya dibutuhkan waktu yang lama serta biaya yang mahal. Gigi yang tumbuh berjejal akan membutuhkan perawatan yang mahal dan relatif lama.

Rasa sakit gigi berkepanjangan pada anak dapat mempengaruhi konsentrasi belajar sehingga dapat membuat anak tertinggal dalam pelajaran dan mempengaruhi keberhasilan akademik mereka. Lebih lanjut, gigi susu yang tidak terawat dengan baik memiliki dampak psikologis pada anak seperti perasaan rendah diri pada anak karena tampilan gigi yang buruk.

Di sisi lain, beberapa cita-cita yang menuntut pentingnya penampilan dan kesehatan gigi seperti pilot, model, tentara, astronot, pramugari, entertainer, dan news anchor dapat terhambat.

Pada umumnya, masyarakat Surabaya sudah mulai sadar akan pentingnya upaya pencegahan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari data Riset Kesehatan Dasar 2007 yang mencatat presentase kunjungan perawatan di Jawa Timur sekitar 11,6% atau sedikit di bawah rata-rata nasional 13,3%.

“Namun demikian, upaya edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut harus terus dilakukan. Dengan hadirnya BKGN keempat di Surabaya, kami berharap dapat terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kontrol teratur ke dokter gigi,” ujar Prof. R.M. Coen Pramono D.

Penyelenggaraan BKGN 2013 di RSGM – FKG UNAIR ditunjang dengan 300 tenaga kesehatan gigi, mulai dari dokter gigi, mahasiswa kedokteran gigi, dosen FKG dan perawat gigi. Selama BKGN berlangsung masyarakat Surabaya dapat menerima pelayanan berupa penambalan sederhana yang tidak melibatkan perawatan saluran akar (menggunakan bahan tambal amalgam, komposit, atau glass lonomer), pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi, perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant dapat ditangani dengan baik dan nyaman.

“Universitas Airlangga melalui BKGN 2013 juga mengundang anak-anak jalanan untuk mendapatkan edukasi serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut gratis. Sehingga BKGN 2013 di RSGM FKG UNAIR dapat dinikmati oleh berbagai kalangan di sekitar Surabaya secara merata,” ujar Prof. R.M. Coen Pramono D.

“Pepsodent telah berkomitmen lebih dari 40 tahun dan kami akan terus bersinergi dengan para stakeholder kesehatan gigi sebagai langkah nyata dalam meningkatkan kesehatan gigi agar tercipta kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Ini adalah salah satu misi sosial sebagai bentuk sumbangsih Pepsodent yang telah lama menjadi bagian dari keluarga Indonesia,” ujar drg. Ratu Mirah Afifah menutup keterangan persnya. (Adv)